Sabtu, 22 Maret 2014

LANGKAH PERTAMA Berhemat




Berhemat … kata yang mudah di ucapkan tapi sulit dilakukan.
Banyak cara tips tips untuk berhemat tapi tetap saja boros.
Coba check … apakah tabungan kita setelah bertahun tahun .. bertambah secara significant atau sama saja atau bahkan berkurang …. hiks ..
Berkesan hidup hanya untuk saat ini saja .. masa depan … bagaimana nanti saja
Kondisi seperti itu jika dialami oleh yang memiliki income sangat minim … lumrah. Tapi ternyata banyak juga dialami oleh yang memiliki income yang bisa dikatakan kelas menengah ke atas.
Penampilan luarnya boleh keren, menenteng gadget terbaru, baju keren, mobil baru .. dalamnya (finansial) keropos. Atau ada orag bilang .. Life style-nya di atas kelas income-nya, seperti income kelas C tapi life style kelas A.
Kondisi sekarang memang membentuk seperti itu. Kita di kepung oleh iklan di tv, internet, radio, billboard, poster, koran, flyer dll.
Di sepanjang perjalanan kita ke kantor, pulang dari kantor, dirumah. Pesannya hanya satu … beli ! Membujuk untuk belanjakan uang kita. Apalagi dengan embel embel ; diskon, sales .. clearance sales, big sales, obral gede, jumbo sales, hot sale, dll-nya.

Selain itu juga dengan dukungan teknologi membuat makin mudah melakukan transaksi. Kita lihat, kita suka … kita beli … bisa beli lewat internet, telepon atau datang langsung ….. bayarnya tinggal debet tabungan kita .. kalau tidak ada uang … tinggal gesek kartu.. mudah dan cepat kan ..
Kita hidup di era konsumerisme. Coba lakukan hal ini. Lihat dan catat barang barang yang ada di ruang tidur / ruang keluarga. Identifikasi barang apa saja yang tidak penting dan tidak kita gunakan. Sudah berapa lama barang barang tersebut berada. Berapa banyak uang yang kita belanjakan untuk barang barang tersebut, jika kita investasikan sudah berapa nilainya sekarang ....
Mungkin kita bisa mengetes hukum pareto 80 20. Betulkah dari 100% barang yang kita miliki, hanya 20% saja yang sering kita pakai, 80%-nya jarang atau bahkan tidak pernah dipakai.
Meskipun sudah berusaha mengikuti tips berhemat tapi selalu gagal dan sulit untuk melaksanakan tips-nya. Karena ada hal fundamental yang harus di rubah terlebih dahulu. 
#Pertama ; merubah Mind Set tentang uang
Jika ingin mulai berhemat yang pertama harus dirubah adalah  mind set tentang uang.
Mind set ini dibentuk oleh nilai nilai atau belief yang tertanam didiri kita.
Seperti ; “saya tidak bisa menabung, income saya kan kecil, keperluan banyak”.
“saya sudah bekerja keras, selayaknya saya menikmati hidup … beli mobil, travelling, dll”
“keluarga saya kaya .. kalau ada apa apa, saya bisa minta pada orang tua saya”
Jika belief-nya seperti itu, maka butuh usaha yang lebih besar dibanding dengan orang yang belief-nya sejalan dengan berhemat. Misalkan belief-nya “uang di dapatkan susah .. jadi tidak boleh foya foya”.
Umumnya kita tidak sadar dengan belief yang tertanam didiri kita. Ada cara caranya mengetahui belief kita tentang uang,tapi saya bukan yang ahli untuk membahas hal ini.
Jika ingin berhemat maka harus bisa menanamkan belief bahwa bisa hidup hemat.
Banyak tips atau cara yang bisa kita cari di internet, bagaimana merubah belief. Salah satunya melakukan niat, kalau perlu tuliskan niatnya dan terus di ulang ulang setiap hari (penulisannya) supaya belief berubah. Dengan niat, kita berusaha meng-sinkronisasi antara ; pikiran, nilai2 dan tindakan kita.
Contoh : “saya berniat menghemat pengeluaran sebesar Rp. 500 ribu perbulan”.
Mind set ini juga bisa membentuk orang menjadi pemboros. Senang membelanjakan / beli barang barang. Bahkan bagi sebagian orang pemboros, hal yang membuatnya senang adalah proses belanjanya, tidak peduli beli di dep store atau di pasar. Shopping is fun.
Benar benar impulse buyer, jika ingin sesuatu .. beli saja.
Joke-nya, si hemat dan si boros bisa dilihat dari cara pandang. Seperti orang pesimis dan optimis melihat gelas setengah kosong.
Jika ada “sales 50%” si boros akan memandang bisa membeli dua kali lebih banyak. Sedangkan si hemat memandangnya bisa beli satu dengan setengah harga.
#Kedua : cari tahu kemana uang pergi
Sebenarnya kemana sih uang kita pergi … Koq … cepat banget menghilangnya.
Ini adalah pertanyaan yang sangat mendasar jika ingin memulai hidup hemat.
Kita harus tahu lubang lubang yang membuat uang “hilang”.
Hal prinsip dalam mengelola keuangan adalah mengelola income terlebih dahulu bukan menaikkan income.
Kebanyakan dari kita, jika merasa income tidak cukup, yang disalahkan adalan income kita yang kecil. Dan beranggapan jika income naik maka masalahnya akan selesai.
Mind set seperti ini tidak menyelesaikan masalah, karena ketika income-nya naik maka life style-nya pun naik sehingga tetap uangnya kekurangan.
Jadi …Catat semua pengeluaran. Kelompokkan pengeluaran seperti ini.
(jika butuh file excel-nya, kirim email saja ke saya, sehingga akan lebih mudah mengisinya). 
Pengeluaran Rumah Tangga
     Makan keluarga di rumah,     Air,     Kebersihan & keamanan
     Belanja bulanan,     Belanja harian sayuran,    Listrik,    Gas,    Telepon,
     Rekreasi keluarga (ke mall, makan diluar, dll)
     Pembantu,     Supir,     TV kabel dan internet,     dll
Pengeluaran Anak
     Uang sekolah,     Les,     Peralatan sekolah,     Ekstrakulikuler,
     Makan siang di sekolah,     Uang jajan,     Transportasi/jemputan,     dll
Pengeluaran Suami
     Bensin,     Tol,     Parkir,     Kendaraan umum,     Makan di luar
     Hobi,     dll
Pengeluaran Istri 
     Bensin,     Tol,     Parkir,     Kendaraan umum,     Makan di luar,    arisan
     Hobi,     Pakaian,      Salon / kecantikan,     Parfum/kosmetik,    dll
Amal
     Bantuan untuk keluarga,     Sedekah,     Zakat,     dll    
Angsuran
     Cicilan rumah,     Cicilan kendaraan,     Cicilan kartu kredit,     dll
Investasi/Tabungan rutin/Asuransi
     Asuransi jiwa,     Tabungan dana pensiun,      tabungan pendidikan,      dll
Pengeluaran Tahunan
Yang termasuk dalam biaya pengeluaran tahunan
     Service mobil,     STNK,     Perawatan rumah,     Asuransi rumah,
     Asuransi Mobil,      dll
Kemudian perhatikan lagi setiap pos ;
Apakah biaya untuk pos tersebut terlalu besar ?
Pengeluaran mana saja yang termasuk life style/gaya hidup ?
Apa saja yang bisa di hemat ?
Jika di hemat seberapa besar penghematannya ?
Banyak cara atau tips dan tricks untuk berhemat, akan di sampaikan dalam tulisan terpisah.
Kebocoran bisa bermacam macam,.misalnya :
    -  Biaya jalan jalan ke mall setiap minggu ternyata ….  menguras kantong.
    -  Belanja bulanan yang sangat tinggi tidak terkendali.
    -  Ada juga kasus yang bocor besar di pos biaya bulanan sekolah, memaksakan anak 
       sekolah di sekolah internasional yang mahal karena saudara saudaranya sekolah disana.
    -  Atau ada juga yang kaget dengan biaya maintenance mobil (service, stnk, asuransi) jika 
       di bagi perbulan ternyata sangat mahal sehingga inilah yang akan menguras tabungannya.
    -  Bahkan ada yang sadar ternyata biaya mahal karena istri bekerja. Maksudnya income 
       istrinya tidak terlalu besar, sedangkan biaya transportasinya cukup mahal sehingga yang 
       di bawa pulang tidak terlalu besar. Dan karena istri bekerja sehingga harus menggaji 
       pembantu full time, bayar jemputan dan lain lain.
Aturan dasar untuk menentukan …. Kondisi keuangan boros atau tidak sehat :
Yaitu dengan menghitung ratio pengeluaran bulanan vs income bulanan.
Ratio SEMUA Pengeluaran bulanan (diluar bayar cicilan hutang dan menabung) sama atau di atas 60%.
Misal income bulanan Rp. 10 juta. Semua biaya pengeluaran Rp. 9,8 juta atau rationya 98%.
Artinya bisa 2 ;
Gaya hidupnya di atas kemampuan gajinya.
Atau …. Memang income-nya kekecilan. Karena biaya yang dikeluarkan sudah betul betul hemat ..mat .. deh… Bisa mencapai 98% karena anak ada 4, bahkan 2 anak masih balita sehingga butuh susu. Terus menjadi tulang punggung keluarga, artinya masih membiayai adik adiknya sekolah dan biaya makan orang tuanya.
Untuk menentukan kita ada di posisi mana … boros atau tidak ..
… coba isi pos pos tersebut. Setelah mengisi pos pos tersebut. Lalu kita check dan analisa …. Sebenarnya pos apa saja yang masih bisa di hemat.
Kadang kasus yang terjadi … biaya rutin bulanannya tidak besar bahkan di bawah ratio 60%, tapi terlalu banyak biaya tidak rutinnya.
Misal beli buku anak sekolah, jaket anak, seragam futsal anak, motor mogok, .. bahkan sampai sesuatu yang impulse buying seperti membeli pajangan untuk di rumah, beli sepatu, dll.
Sehingga ujung ujungnya .. setiap akhir bulan tidak ada uang yang tersisa.
Tentukan apakah pengeluaran tersebut betul betul penting atau tidak..
Jika memang penting, sepeti motor mogok, maka seharusnya dana tidak rutin tersebut di ambil dari DANA DARURAT yang kita siapkan dan sisihkan perbulannya. Untuk bujangan minimal mempunyai DANA DARURAT sebesar 3X pengeluaran bulanan, sedangkan untuk yang sudah berkeluarga minimal memiliki 6X pengeluaran bulanan.
#Ketiga : Tetapkan Tujuan Keuangan
Prinsipnya jika tidak ada tujuan, maka kita tidak jelas akan berjalan kemana. Mungkin hanya akan berputar putar tidak karuan. Seperti kita keluar dari rumah tapi tidak ada tujuan. Otak dan action kita akan bingung .. tapi kalau kita sudah menetapkan akan pergi misalnya ke stasiun, di otak sudah terbayang dan berencana .. dan akhirnya melakukan tindakan yang sudah jelas kemana tujuannya, sehingga jika ada halangan di jalan akan tetap berpikir bagaimana mencapai tujuan.
Hal tersebut juga berlaku di dalam perjalanan keuangan kita.
JIka kita hidup sibuk dengan hari ini. Kita melupakan bahwa masih ada kebutuhan di masa depan, untuk diri kita (pensiun), untuk anak kita (sekolah/universitas).
Kita mungkin beranggapan .. itu masih jauh bagaimana nanti saja. Nanti pasti akan ada rezekinya.
Jika kita berkeyakinan dengan hukum SEBAB AKIBAT, bahwa HASIL terjadi karena ada PROSES-nya. Seperti orang terkena sakit kanker .. berarti ada proses yang menyebabkan dia terkena sakit kanker yang mungkin sudah berjalan bertahun tahun sehingga pada suatu waktu muncul penyakit tersebut.
Jadi jika kita ingin hidup kita di masa depan lebih baik maka ada proses yang harus kita lakukan. Jika kita ingin anak kita sekolah di tempat yang baik dan memerlukan dana sekitar 100 juta, maka kita harus mengusahakannya (memprosesnya) dari sekarang.
Tentukan … apa saja kebutuhan di masa depan yang memerlukan uang ; uang masuk sekolah, universitas, modal usaha, membeli rumah, pensiun, dll-nya.
Jika ingin tahu lebih jauh tentang menentukan tujuan masa depan, bisa membaca tulisan “ Tidak Ada Bisnis yg besar tanpa rencana ... Bagaimana dengan dengan keluarga ....? ” yang ada di blog ini.
Dengan melihat Big Picture kebutuhan keuangan di masa depan, kita harus mulai mengatur keuangan kita, karena ada tujuan tujuan penting yang harus di capai.
Family is a small company, kita menerapkan prinsip prinsip yang relevan dengan finansial keluarga kita. Jika kita beranggapan bahwa dana pensiun kita bisa kita dapatkan nanti dari bisnis yang sedang di jalankan … itu terlalu beresiko. Perusahaan besar (sekelas BUMN misalnya) selalu menyiapkan dan mencicil dana pensiun karyawannya tidak menggantungkan pada bisnisnya nanti.
Mungkin saat ini  kondisinya sulit sekali untuk berhemat dan menabung.
Sesuai dengan prinsip Start Small Think BIG.
Mulailah berhemat dan menabung meskipun kecil. Karena akan membentuk habit dan mind set kita.Hal kecil dan konsisten pada prosesnya nanti akan menjadi besar.
#Keempat : Mulai berhemat !
Apalagi …ayo mulai berhemat … !

Minggu, 16 Maret 2014

Masa Depan Anda, Bisa Anda Rencanakan!

 "Buatlah rencana yang pasti untuk
meletupkan gairah Anda dan mulailah
serentak, baik Anda siap atau tidak,
lakukanlah rencana tersebut"
. -
Napoleon Hill




Seseorang biasanya lebih berkomitmen
dalam membuat rencana untuk tempatnya
bekerja dan melaksanakannya, daripada
berkomitmen membuat rencana hidupnya
dan mewujudkannya.

Perencanaan adalah komponen penting
setiap pencapaian. Anda perlu
merencanakan, mencari nasihat,
mengumpulkan informasi, mengembangkan
keahlian dan mempersiapkan diri
secara matang untuk mencapai impian.

Kebanyakan orang punya mimpi, tapi
tidak punya rencana kehidupan mereka
untuk mewujudkannya. Mereka hanya
berfantasi dan berharap. Mereka juga
hanya merespons apa yang diberikan
kehidupan sesuai dengan kebutuhan
saat itu.

Tanpa persiapan dan perencanaan, Anda
hanya akan memboroskan banyak waktu,
energi dan uang. Kurangnya persiapan
dan perencanaan juga menyebabkan
risiko gagal lebih besar. Dalam
bidang apapun, untuk mencapai tujuan
yang Anda raih selalu dibutuhkan
persiapan dan perencanaan.

Berhentilah menggunakan alasan
'biarkan hidup mengalir'. Jangan
harapkan hasil yang maksimal jika
Anda kurang persiapan dan
perencanaan.

Suatu persiapan dan perencanaan
membantu Anda mengantisipasi berbagai
kemungkinan buruk yang bisa terjadi
saat Anda mewujudkan tujuan Anda.

Sebuah perencanaan berawal daftar
yang perlu Anda lakukan untuk
mencapai tujuan Anda. Lalu aturlah
prioritas sesuai urutannya.

Masa depan Anda, bisa Anda
rencanakan. Keberhasilan di masa
depan adalah milik orang-orang yang
mau mempersiapkan, merencanakan, dan
melaksanakan rencana tersebut!


write by:
Be Prepared. Be AsianBrain!
=> http://www.asianbrain.com/letter.htm/888999 

Rabu, 12 Maret 2014

BEDA ASURANSI DENGAN BANK

Banyak yang masih bingung antara memilih asuransi sebagai tempat untuk menyimpan uang atau tabungan di BANK untuk menyimpan dana  investasi sebagai dana pendidikan. Apakah Anda juga? Mari kita cek bedanya di sini. 



Tabungan di BANK:
  • Terdapat asuransi, namun yang dijamin hanya sebesar target dana yang akan diperoleh diakhir. Jika nasabah meninggal, maka ahli waris akan mendapatkan dana sebesar nominal yang menjadi tujuan nasabah di awal.
  • Biaya asuransi ditanggung oleh pihak bank.
  • Cocok dipakai untuk mempersiapkan dana pendidikan dalam jangka waktu pendek antara dua hingga lima tahun, karena hasil yang diberikan hanya sekitar 3% hingga 6% sebelum dipotong pajak.
  • Tidak terdapat bunga yang besar, biasanya hanya dikenakan biaya administrasi.
  • Apabila terdapat keadaan mendesak maka, otomatis dana tersebut akan di gunakan/ditarik misalkan ada salah satu keluarga yang kena sakit kritis yang memerlukan biaya yang besar.
Tabungan di Asuransi :
  • Jika yang tertanggung meninggal maka si ahli waris akan mendapatkan dana sebesar uang pertanggungannya ditambah hasil investasinya.
  • Dapat memberikan hasil yang lebih besar daripada tabungan pendidikan, karena ditempatkan pada reksadana. Dalam jangka waktu yang pendek, tabungan akan memberikan jaminan hasil yang akan diperoleh sedangkan asuransi tidak.
  • Bunga sangat bergantung dengan kinerja investasi itu sendiri, yang biasanya berkisar antara 15-20%
  • Ada biaya akuisisi –biaya yang dikenakan sehubungan dengan permohonan pertanggungan dan penerbitan polis yang meliputi biaya pemeriksaan kesehatan, pengadaan polis dan pencetakan dokumen, biaya lapangan, biaya pos dan telekomunikasi- yang cukup besar dan biasanya dipotong hingga tahun ke enam.
  • Ada biaya asuransi yang dibebankan kepada nasabah.
  • terdapat pengaman plus bagi dana investasi yang kita miliki yaitu, apabila si pemegang polis dan di rawat di RS maka nilai tabungan/investasi nilai tunai kita tetap utuh dan biaya berobat akan ditanggung oleh Pihak Asuransi. 
Nah disini dapat kita lihat beda antara kita menabung di Bank dengan di ASuransi karena di Asuransi kita menabung dengan manfaat yang Dwifungsi, selain sebagai Tabungan juga ada perlindungan terhadap kesehatan, accident, dan Jiwa yang tidak akan mengurangi nilai tunai yang kita miliki.


Yuk Mari kita menabung di Asuransi Temukan Manfaat jangka panjangnya disana.

Penyesalan karena tidak mau ikut asuransi

Sebenarnya sudah banyak artikel yang membahas mengenai agen asuransi. Poin yang paling penting menjadi agen prudential adalah "jangan malu-malu". kalau hasil pasti tergantung dari malu atau tidaknya kita dalam menyebar luaskan informasi asuransi ini. Intinya buang rasa malu jauh-jauh deh.
Saya punya seorang teman yang bekerja di kantoran, gaji dia sebulan bisa mencapai 8 juta rupiah, yang kerjanyanya cuma nongkrong doank, nunggu jam makan siang, trus pulang jam 5 sore. Awalnya kami tak sengaja bertemu di halte busway matraman, saat dia pulang setelah berbelanja buku disana. Disela-sela obrolan kami, saya menawarkan polis yang kebetulan adik saya tergabung di prudential jakarta timur, namun dia tak begitu merespon, dia cuma bilang "aduh udah banyak yang nawarin gituan di kantor" saya ga tertarik! tukas dia. 
Akhirnya selang beberapa bulan, ada kabar buruk menimpa keluarganya. Ibu dari temanku itu terkena kanker darah, dan untuk mengobatinya perlu biaya yang sangat besar. Perlu uang sampai 6 jutaan minimal buat bisa nyambungin hidup ibunya. Disitu dia baru menyadari artinya sebuah kesehatan, dan sampai di akhir curhatannya, dia menyadari pentingnya berasuransi, karena kita tidak tahu kapan musibah datang dan tentunya kita smua tidak mengaharapkan musibah datang, bukankah begitu?
Akhirnya teman aku itu mencari uang ekstra dengan menjual dirinya setiap malam untuk berusaha mengobati sakit ibunya tersebut. Dan hingga artikel ini ditulis, saya tidak mengetahui kabar terbaru dari dia dan ibunya itu. Kami loss kontak dan tidak mengetahui alamat rumahnya.
Inilah sepenggal pengalaman yang bisa dipetik, bahwa asuransi itu bukan cuma untuk tujuan kematian belaka, namun lebih dari itu, asuransi membantu orang2 yang ditinggalkan itu. Semoga tulisan ini bisa merubah paradigma kita semua.

Manfaat Asuransi bagi keluarga, Seperti Apa, dan Bagaimana?

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yg terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berumpul, dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Adanya perlindungan seperti asuransi Prudential bagi anggota keluarga memungkinkan kita untuk meminimalisasi resiko resiko tersebut. Kali ini kita akan menyoroti bagaimana masyarakat kota Bandung menanggapi manfaat asuransi didalam sebuah keluarga.
Prinsip gotong royong yang telah dianut oleh bangsa Indonesia, khususnya bagi warga Kota Bandung, yang secara turun temurun sangat mirip dengan pola kerja sebuah perusahaan asuransi. Dalam prinsip gotong royong di lingkungan sosial, jika ada sanak saudara atau anggota keluarga yang mengalami kesulitan, kita dapat membantu meringankan beban penderitaan mereka.
Demikian juga dalam prinsip asuransi, setiap nasabah yang menjadi peserta di perusahaan asuransi akan membayar sejumah iuran premi setiap tahun. Asuransi akan memberikan hasil pengumpulan premi tersebut kepada nasabah yang mengalami musibah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asuransi membantu kita untuk mengubah sebuah ketidakpastian menjadi mendekati kepastian.
Asurani Prudential memiliki 2 manfaat seperti halnya manfaat asuransi jiwa pada umumnya, yakni bagi individu dan bisnis. Bagi individu, Asuransi Prudential bermanfaat bagi keluarga jika tertanggung meninggal dalam usia muda. Manusia yang hidup terlalu lama berpotensi mengalami berbagai resiko. Jika manusia hidup terlalu singkat, tentu akan meninggalkan duka dan kesusahan tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebagai contoh, jika seorang suami sebagai kepala keluarga merupakan tertanggung produk asuransi jiwa. Ketika dia meninggal pada usia muda, ahli waris tertanggung seperti istri dan anak dapat memperoleh manfaat asuransi tersbut. Jika seorang tertanggung berusia lanjut sekitar 70-80 tahun, dia memerlukan biaya kesehatan yang sebenarnya bisa diperoleh ketika dia membeli produk asuransi jiwa. Sedangkan manfaat di sisi bisnis, misalnya dalam hal pengeluaran gaji untuk para karyawan dan pimpinan suatu perusahaan.
Intinya, saat ini kita memerlukan asuransi karena dinamika kehidupan ini memiliki berbagai macam resiko. Saya kira, orang-oang yang memiliki prinsip bertanggung jawab kepada keluarga akan membeli polis asuransi.
Dalam 3 tahun terakhir kesadaran masyarakat kota Bandung terhadap  pentingnya memiliki asuransi jiwa cenderung meningkat. Hal ini terutama dikalangan menengah ke atas yang pada umumnya memiliki pendidikan memadai. Disisi lain perusahaan asuransi jiwa mulai mengembangkan produk-produk asuransi jiwa yang dapat dibeli oleh masyarakat golongan menengah bawah atau asuransi mikro.

ASURANSI PENDIDIKAN

PARA pakar perencanaan sering bilang bahwa pendidikan merupakan investasi terpenting dalam hidup setiap orang. Masalahnya, ongkos pendidikan semakin melangit saban tahun. Menurut hitungan para perencana keuangan, biaya pendidikan di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15%–20% per tahun. Angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata kenaikan inflasi. Makanya, merencanakan biaya pendidikan anak sejak dini merupakan hal penting kalau tak ingin tergopoh-gopoh saat harus membayar. Sebagai orangtua yang baik, sepantasnya Anda merencanakan dengan matang biaya sekolah anak.

Suatu kebanggaan bagi para orang tua apabila dapat mewujudkan cita-cita anaknya, namun bagaimana dengan para orang tua yang tidak mampu mewujudkan impian dan cita-cita anaknya? terkadang anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah, atau pun kalau melanjutkan tidak sesuai dengan cita-cita anak disebabkan

MASALAH BIAYA.
Segeralah persiapkan tabungan pendidikan untuk anak Anda sejak dini, namun banyak diantara para orang tua menabung dananya di Bank dengan besar tabungan ala kadarnya, tanpa memperhatikan tujuan ataupun besar biaya yang akan dikeluarkan kelak. Tapi bagaimana jika terjadi suatu resiko dalam menabung, anda atau anak anda kurang beruntung, Misalkan Sakit dan harus dirawat di rumah sakit, setidaknya, dana tabungan akan diambil bukan untuk biaya perawatan rumah sakit, tidakkah tabungan anda akan berkurang? Sudahkah anda juga pikirkan hal tersebut?

Apalagi jika terjadi sesuatu yang FATAL pada orang tua (bisa ayah atau ibu) sebagai pencari nafkah, misalnya sakit kritis, cacat tetap atau bahkan meninggal. Tabungan yang semula untuk tujuan pendidikan harus mau tidak mau dikorbankan, dan selanjutnya bisa dipastikan tidak ada lagi tabungan. Akhirnya impian dan cita-cita anak anda pun harus jadi korban dan hanya tinggal dalam sebuah mimpi.
Tentunya Anda tidak mau hal ini terjadi pada diri Anda dan keluarga bukan?

Alhamdulillah Prudential selalu peduli pada anda. Dimana dengan menabung di PRUDENTIAL, dana pendidikan untuk anak anda akan “AMAN” dan pastinya “SELALU TERSEDIA” saat kita butuhkan. Mengapa demikian..? Karena dengan menabung di Prudential anda juga mendapatkan PROTEKSI, baik kesehatan, cacat tetap, sakit kritis atau pun meninggal, TANPA mengurangi jumlah tabungan yang kita setor. jadi kita Menabung sambil berlindung, Untung!

Contoh kasus Menabung di Asuransi Pendidikan PRUDENTIAL :
Faiz (anak) usia : 7 tahun dan Pak Arif (ayahnya) usia : 30 tahun
Disini Pak Arif mempunyai rencana Menabung untuk Biaya Pendidikan di Prudential dengan premi perbulan Rp 1 juta (atau 12 juta setahunnya), berencana menabung selama 10 tahun saja.

Manfaat yang diperoleh dari PRUDENTIAL yaitu :
Nilai tunai : Pada saat usia Faiz 18 tahun (masuk kuliah) tersedia dana Rp 209,380,000,- dan jika dibiarkan saja atau baru mengambilnya pada saat usia Faiz 25 tahun, dana anda berkembang menjadi SETENGAH MILYARD atau tepatnya Rp 582,411,000,-, jadi hanya dengan Menabung 1 juta tiap bulan selama sepuluh tahun bisa menghasilkan setengah milyard.

Manfaat Perlindungan :
- Jika dalam perjalanan menabung Faiz kurang beruntung misal sakit dan harus rawat inap, maka PRUDENTIAL akan memberikan biaya rawat inap, baik biaya kamar, biaya dokter, aneka perawatan, dan biaya sebelum masuk Rumah Sakit, Selama dan setelah masuk rumah sakit.

- Manfaat uang pertanggungan, apabila tertanggung meninggal dunia, maka akan mendapat dana santunan (warisan) bagi keluarga yang ditinggalkan.

- Disamping itu jika orang tua (Pak Arif ) mengalami resiko misalnya Cacat Tetap, Sakit Kritis atau bahkan meninggal maka selanjutnya PRUDENTIAL yang akan mengambil alih tabungan untuk Faiz, sampai dengan usia Faiz 25 tahun, jadi dana pendidikan faiz tetap tersedia.

apapun resiko atau masalah yang terjadi, baik yang menimpa si ANAK atau ORANG TUA, maka DANA PENDIDIKAN akan selalu tersedia, pada saat ANDA membutuhkannya.