Rabu, 12 Maret 2014

Penyesalan karena tidak mau ikut asuransi

Sebenarnya sudah banyak artikel yang membahas mengenai agen asuransi. Poin yang paling penting menjadi agen prudential adalah "jangan malu-malu". kalau hasil pasti tergantung dari malu atau tidaknya kita dalam menyebar luaskan informasi asuransi ini. Intinya buang rasa malu jauh-jauh deh.
Saya punya seorang teman yang bekerja di kantoran, gaji dia sebulan bisa mencapai 8 juta rupiah, yang kerjanyanya cuma nongkrong doank, nunggu jam makan siang, trus pulang jam 5 sore. Awalnya kami tak sengaja bertemu di halte busway matraman, saat dia pulang setelah berbelanja buku disana. Disela-sela obrolan kami, saya menawarkan polis yang kebetulan adik saya tergabung di prudential jakarta timur, namun dia tak begitu merespon, dia cuma bilang "aduh udah banyak yang nawarin gituan di kantor" saya ga tertarik! tukas dia. 
Akhirnya selang beberapa bulan, ada kabar buruk menimpa keluarganya. Ibu dari temanku itu terkena kanker darah, dan untuk mengobatinya perlu biaya yang sangat besar. Perlu uang sampai 6 jutaan minimal buat bisa nyambungin hidup ibunya. Disitu dia baru menyadari artinya sebuah kesehatan, dan sampai di akhir curhatannya, dia menyadari pentingnya berasuransi, karena kita tidak tahu kapan musibah datang dan tentunya kita smua tidak mengaharapkan musibah datang, bukankah begitu?
Akhirnya teman aku itu mencari uang ekstra dengan menjual dirinya setiap malam untuk berusaha mengobati sakit ibunya tersebut. Dan hingga artikel ini ditulis, saya tidak mengetahui kabar terbaru dari dia dan ibunya itu. Kami loss kontak dan tidak mengetahui alamat rumahnya.
Inilah sepenggal pengalaman yang bisa dipetik, bahwa asuransi itu bukan cuma untuk tujuan kematian belaka, namun lebih dari itu, asuransi membantu orang2 yang ditinggalkan itu. Semoga tulisan ini bisa merubah paradigma kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar