Sabtu, 22 Maret 2014

LANGKAH PERTAMA Berhemat




Berhemat … kata yang mudah di ucapkan tapi sulit dilakukan.
Banyak cara tips tips untuk berhemat tapi tetap saja boros.
Coba check … apakah tabungan kita setelah bertahun tahun .. bertambah secara significant atau sama saja atau bahkan berkurang …. hiks ..
Berkesan hidup hanya untuk saat ini saja .. masa depan … bagaimana nanti saja
Kondisi seperti itu jika dialami oleh yang memiliki income sangat minim … lumrah. Tapi ternyata banyak juga dialami oleh yang memiliki income yang bisa dikatakan kelas menengah ke atas.
Penampilan luarnya boleh keren, menenteng gadget terbaru, baju keren, mobil baru .. dalamnya (finansial) keropos. Atau ada orag bilang .. Life style-nya di atas kelas income-nya, seperti income kelas C tapi life style kelas A.
Kondisi sekarang memang membentuk seperti itu. Kita di kepung oleh iklan di tv, internet, radio, billboard, poster, koran, flyer dll.
Di sepanjang perjalanan kita ke kantor, pulang dari kantor, dirumah. Pesannya hanya satu … beli ! Membujuk untuk belanjakan uang kita. Apalagi dengan embel embel ; diskon, sales .. clearance sales, big sales, obral gede, jumbo sales, hot sale, dll-nya.

Selain itu juga dengan dukungan teknologi membuat makin mudah melakukan transaksi. Kita lihat, kita suka … kita beli … bisa beli lewat internet, telepon atau datang langsung ….. bayarnya tinggal debet tabungan kita .. kalau tidak ada uang … tinggal gesek kartu.. mudah dan cepat kan ..
Kita hidup di era konsumerisme. Coba lakukan hal ini. Lihat dan catat barang barang yang ada di ruang tidur / ruang keluarga. Identifikasi barang apa saja yang tidak penting dan tidak kita gunakan. Sudah berapa lama barang barang tersebut berada. Berapa banyak uang yang kita belanjakan untuk barang barang tersebut, jika kita investasikan sudah berapa nilainya sekarang ....
Mungkin kita bisa mengetes hukum pareto 80 20. Betulkah dari 100% barang yang kita miliki, hanya 20% saja yang sering kita pakai, 80%-nya jarang atau bahkan tidak pernah dipakai.
Meskipun sudah berusaha mengikuti tips berhemat tapi selalu gagal dan sulit untuk melaksanakan tips-nya. Karena ada hal fundamental yang harus di rubah terlebih dahulu. 
#Pertama ; merubah Mind Set tentang uang
Jika ingin mulai berhemat yang pertama harus dirubah adalah  mind set tentang uang.
Mind set ini dibentuk oleh nilai nilai atau belief yang tertanam didiri kita.
Seperti ; “saya tidak bisa menabung, income saya kan kecil, keperluan banyak”.
“saya sudah bekerja keras, selayaknya saya menikmati hidup … beli mobil, travelling, dll”
“keluarga saya kaya .. kalau ada apa apa, saya bisa minta pada orang tua saya”
Jika belief-nya seperti itu, maka butuh usaha yang lebih besar dibanding dengan orang yang belief-nya sejalan dengan berhemat. Misalkan belief-nya “uang di dapatkan susah .. jadi tidak boleh foya foya”.
Umumnya kita tidak sadar dengan belief yang tertanam didiri kita. Ada cara caranya mengetahui belief kita tentang uang,tapi saya bukan yang ahli untuk membahas hal ini.
Jika ingin berhemat maka harus bisa menanamkan belief bahwa bisa hidup hemat.
Banyak tips atau cara yang bisa kita cari di internet, bagaimana merubah belief. Salah satunya melakukan niat, kalau perlu tuliskan niatnya dan terus di ulang ulang setiap hari (penulisannya) supaya belief berubah. Dengan niat, kita berusaha meng-sinkronisasi antara ; pikiran, nilai2 dan tindakan kita.
Contoh : “saya berniat menghemat pengeluaran sebesar Rp. 500 ribu perbulan”.
Mind set ini juga bisa membentuk orang menjadi pemboros. Senang membelanjakan / beli barang barang. Bahkan bagi sebagian orang pemboros, hal yang membuatnya senang adalah proses belanjanya, tidak peduli beli di dep store atau di pasar. Shopping is fun.
Benar benar impulse buyer, jika ingin sesuatu .. beli saja.
Joke-nya, si hemat dan si boros bisa dilihat dari cara pandang. Seperti orang pesimis dan optimis melihat gelas setengah kosong.
Jika ada “sales 50%” si boros akan memandang bisa membeli dua kali lebih banyak. Sedangkan si hemat memandangnya bisa beli satu dengan setengah harga.
#Kedua : cari tahu kemana uang pergi
Sebenarnya kemana sih uang kita pergi … Koq … cepat banget menghilangnya.
Ini adalah pertanyaan yang sangat mendasar jika ingin memulai hidup hemat.
Kita harus tahu lubang lubang yang membuat uang “hilang”.
Hal prinsip dalam mengelola keuangan adalah mengelola income terlebih dahulu bukan menaikkan income.
Kebanyakan dari kita, jika merasa income tidak cukup, yang disalahkan adalan income kita yang kecil. Dan beranggapan jika income naik maka masalahnya akan selesai.
Mind set seperti ini tidak menyelesaikan masalah, karena ketika income-nya naik maka life style-nya pun naik sehingga tetap uangnya kekurangan.
Jadi …Catat semua pengeluaran. Kelompokkan pengeluaran seperti ini.
(jika butuh file excel-nya, kirim email saja ke saya, sehingga akan lebih mudah mengisinya). 
Pengeluaran Rumah Tangga
     Makan keluarga di rumah,     Air,     Kebersihan & keamanan
     Belanja bulanan,     Belanja harian sayuran,    Listrik,    Gas,    Telepon,
     Rekreasi keluarga (ke mall, makan diluar, dll)
     Pembantu,     Supir,     TV kabel dan internet,     dll
Pengeluaran Anak
     Uang sekolah,     Les,     Peralatan sekolah,     Ekstrakulikuler,
     Makan siang di sekolah,     Uang jajan,     Transportasi/jemputan,     dll
Pengeluaran Suami
     Bensin,     Tol,     Parkir,     Kendaraan umum,     Makan di luar
     Hobi,     dll
Pengeluaran Istri 
     Bensin,     Tol,     Parkir,     Kendaraan umum,     Makan di luar,    arisan
     Hobi,     Pakaian,      Salon / kecantikan,     Parfum/kosmetik,    dll
Amal
     Bantuan untuk keluarga,     Sedekah,     Zakat,     dll    
Angsuran
     Cicilan rumah,     Cicilan kendaraan,     Cicilan kartu kredit,     dll
Investasi/Tabungan rutin/Asuransi
     Asuransi jiwa,     Tabungan dana pensiun,      tabungan pendidikan,      dll
Pengeluaran Tahunan
Yang termasuk dalam biaya pengeluaran tahunan
     Service mobil,     STNK,     Perawatan rumah,     Asuransi rumah,
     Asuransi Mobil,      dll
Kemudian perhatikan lagi setiap pos ;
Apakah biaya untuk pos tersebut terlalu besar ?
Pengeluaran mana saja yang termasuk life style/gaya hidup ?
Apa saja yang bisa di hemat ?
Jika di hemat seberapa besar penghematannya ?
Banyak cara atau tips dan tricks untuk berhemat, akan di sampaikan dalam tulisan terpisah.
Kebocoran bisa bermacam macam,.misalnya :
    -  Biaya jalan jalan ke mall setiap minggu ternyata ….  menguras kantong.
    -  Belanja bulanan yang sangat tinggi tidak terkendali.
    -  Ada juga kasus yang bocor besar di pos biaya bulanan sekolah, memaksakan anak 
       sekolah di sekolah internasional yang mahal karena saudara saudaranya sekolah disana.
    -  Atau ada juga yang kaget dengan biaya maintenance mobil (service, stnk, asuransi) jika 
       di bagi perbulan ternyata sangat mahal sehingga inilah yang akan menguras tabungannya.
    -  Bahkan ada yang sadar ternyata biaya mahal karena istri bekerja. Maksudnya income 
       istrinya tidak terlalu besar, sedangkan biaya transportasinya cukup mahal sehingga yang 
       di bawa pulang tidak terlalu besar. Dan karena istri bekerja sehingga harus menggaji 
       pembantu full time, bayar jemputan dan lain lain.
Aturan dasar untuk menentukan …. Kondisi keuangan boros atau tidak sehat :
Yaitu dengan menghitung ratio pengeluaran bulanan vs income bulanan.
Ratio SEMUA Pengeluaran bulanan (diluar bayar cicilan hutang dan menabung) sama atau di atas 60%.
Misal income bulanan Rp. 10 juta. Semua biaya pengeluaran Rp. 9,8 juta atau rationya 98%.
Artinya bisa 2 ;
Gaya hidupnya di atas kemampuan gajinya.
Atau …. Memang income-nya kekecilan. Karena biaya yang dikeluarkan sudah betul betul hemat ..mat .. deh… Bisa mencapai 98% karena anak ada 4, bahkan 2 anak masih balita sehingga butuh susu. Terus menjadi tulang punggung keluarga, artinya masih membiayai adik adiknya sekolah dan biaya makan orang tuanya.
Untuk menentukan kita ada di posisi mana … boros atau tidak ..
… coba isi pos pos tersebut. Setelah mengisi pos pos tersebut. Lalu kita check dan analisa …. Sebenarnya pos apa saja yang masih bisa di hemat.
Kadang kasus yang terjadi … biaya rutin bulanannya tidak besar bahkan di bawah ratio 60%, tapi terlalu banyak biaya tidak rutinnya.
Misal beli buku anak sekolah, jaket anak, seragam futsal anak, motor mogok, .. bahkan sampai sesuatu yang impulse buying seperti membeli pajangan untuk di rumah, beli sepatu, dll.
Sehingga ujung ujungnya .. setiap akhir bulan tidak ada uang yang tersisa.
Tentukan apakah pengeluaran tersebut betul betul penting atau tidak..
Jika memang penting, sepeti motor mogok, maka seharusnya dana tidak rutin tersebut di ambil dari DANA DARURAT yang kita siapkan dan sisihkan perbulannya. Untuk bujangan minimal mempunyai DANA DARURAT sebesar 3X pengeluaran bulanan, sedangkan untuk yang sudah berkeluarga minimal memiliki 6X pengeluaran bulanan.
#Ketiga : Tetapkan Tujuan Keuangan
Prinsipnya jika tidak ada tujuan, maka kita tidak jelas akan berjalan kemana. Mungkin hanya akan berputar putar tidak karuan. Seperti kita keluar dari rumah tapi tidak ada tujuan. Otak dan action kita akan bingung .. tapi kalau kita sudah menetapkan akan pergi misalnya ke stasiun, di otak sudah terbayang dan berencana .. dan akhirnya melakukan tindakan yang sudah jelas kemana tujuannya, sehingga jika ada halangan di jalan akan tetap berpikir bagaimana mencapai tujuan.
Hal tersebut juga berlaku di dalam perjalanan keuangan kita.
JIka kita hidup sibuk dengan hari ini. Kita melupakan bahwa masih ada kebutuhan di masa depan, untuk diri kita (pensiun), untuk anak kita (sekolah/universitas).
Kita mungkin beranggapan .. itu masih jauh bagaimana nanti saja. Nanti pasti akan ada rezekinya.
Jika kita berkeyakinan dengan hukum SEBAB AKIBAT, bahwa HASIL terjadi karena ada PROSES-nya. Seperti orang terkena sakit kanker .. berarti ada proses yang menyebabkan dia terkena sakit kanker yang mungkin sudah berjalan bertahun tahun sehingga pada suatu waktu muncul penyakit tersebut.
Jadi jika kita ingin hidup kita di masa depan lebih baik maka ada proses yang harus kita lakukan. Jika kita ingin anak kita sekolah di tempat yang baik dan memerlukan dana sekitar 100 juta, maka kita harus mengusahakannya (memprosesnya) dari sekarang.
Tentukan … apa saja kebutuhan di masa depan yang memerlukan uang ; uang masuk sekolah, universitas, modal usaha, membeli rumah, pensiun, dll-nya.
Jika ingin tahu lebih jauh tentang menentukan tujuan masa depan, bisa membaca tulisan “ Tidak Ada Bisnis yg besar tanpa rencana ... Bagaimana dengan dengan keluarga ....? ” yang ada di blog ini.
Dengan melihat Big Picture kebutuhan keuangan di masa depan, kita harus mulai mengatur keuangan kita, karena ada tujuan tujuan penting yang harus di capai.
Family is a small company, kita menerapkan prinsip prinsip yang relevan dengan finansial keluarga kita. Jika kita beranggapan bahwa dana pensiun kita bisa kita dapatkan nanti dari bisnis yang sedang di jalankan … itu terlalu beresiko. Perusahaan besar (sekelas BUMN misalnya) selalu menyiapkan dan mencicil dana pensiun karyawannya tidak menggantungkan pada bisnisnya nanti.
Mungkin saat ini  kondisinya sulit sekali untuk berhemat dan menabung.
Sesuai dengan prinsip Start Small Think BIG.
Mulailah berhemat dan menabung meskipun kecil. Karena akan membentuk habit dan mind set kita.Hal kecil dan konsisten pada prosesnya nanti akan menjadi besar.
#Keempat : Mulai berhemat !
Apalagi …ayo mulai berhemat … !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar